Gas Bumi atau disebut juga Natural Gas merupakan bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana (CH4). Komponen utama dalam gas metana adalah molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8), dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang).

Jenis-jenis gas alam yang ada meliputi :

  1. Gas Alam (NG)

Gas alam merupakan gas yang terkumpul di bawah tanah dengan beragam komposisi yang bisa berkaitan dengan komposisi penyusun minyak bumi atau tidak berkaitan.

  1. Cairan Gas Alam (NGL)

Cairan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam kandungan akumulasi gas alam dalam bentuk cair di kondisi suhu dan tekanan yang tidak ekstrim.

  1. Gas Alam Cair (LNG)

Gas alam cair merupakan gas metana yang dicairkan. Proses pencairannya tidak semudah jenis LPG, LNG harus didinginkan dengan suhu ekstrim hingga -162 derajat Celcius dan tekanan yang sangat tinggi.

  1. Gas Minyak Cair (LPG)

Gas minyak cair merupakan gas propane atau gas butana atau merupakan campuran dari keduanya. Hidrokarbon berbentuk gas yang lebih berat dari bentuk jenis gas lainnya sehingga diproses menjadi cairan agar dapat dimudahkan dalam penampungan.

Indonesia menjadi salah satu produsen gas bumi dunia, dengan potensi gas bumi yang besar dengan cadangan terbukti tahun 2021 sekitar 41,62 TCF (trillion cubic feet) dan cadangan potensi 18,99 TCF. Berdasarkan Neraca Gas Indonesia 2022-2030, produksi gas bumi dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam 10 tahun ke depan, diperkirakan akan mengalami surplus gas hingga 1.715 juta kaki kubik per hari.

Gas bumi yang dipasarkan dalam negeri meliputi gas alam pipa, LNG dan LPG. Pengguna terbesar gas alam adalah sektor industri, pupuk dan kelistrikan. Bagi industri pupuk, gas menjadi bahan baku dalam menghasilkan ammonia.  Bagi industri pengolahan logam dan baja, gas menjadi bahan bakar peleburan. Bagi industri keramik dan kaca, gas menjadi bahan bakar untuk melakukan pembakaran pada saat proses awal pembuatan, dan gas menjadi sumber energi pembangkit listrik. Berikut adalah tabel perkembangan pemanfaatan gas bumi dalam negeri tahun 2016-2021 (satuan dalam BBTUD/British Thermal Unit per Day)

tabel perkembangan pemanfaatan gas bumi dalam negeri

Pertumbuhan pengguna gas untuk gas kota (city gas) menunjukkan tren positif seiring kebijakan pemerintah untuk menambah Infrastruktur Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing industri nasional melalui pemanfaatan gas bumi, perlu adanya  jaminan dalam efisiensi dan efektivitas pengaliran gas bumi. Pada dasarnya pengaliran gas alam meliputi :

  1. transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal tanker LNG untuk pengangkutan jarak jauh,
  2. transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG) baik di daratan dengan road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di laut, untuk jarak dekat dan menengah (antar pulau), dan
  3. transportasi melalui pipa salur. Rucika melalui produknya yaitu Rucika Gas memberikan solusi untuk permasalahan penyaluran gas alam.

Rucika  Gas merupakan sistem perpipaan dengan karakteristik istimewa sesuai dengan aplikasi home connection dan pipa utama distribusi jaringan gas kota (City Gas), Natural Gas, LPG & Biogas karena terbuat dari High Density Polyethylene (PE 100) dengan warna oranye. Pipa Rucika Gas ini memiliki kualitas internasional, fleksibel, tahan terhadap retak dan bahan kimia, ringan, tahan karat, tahan terhadap suhu rendah, variatif dalam metode penyambungan, tahan terhadap segala cuaca dan pemakaian jangka panjang.

 

Sumber : Rucika